Salah satu kewajiban orang tua adalah mendidik agama anak-anaknya. Dalam satu riwayat hadits dari Abu Hurairah r.a., sesungguhnya Nabi Saw. Bersabda:
مِنْ حَقِّ الْوَلَدِ عَلَى الْوَالِدِ ثَلَاثَةُ أَشْيَاءَ: أَنْ يُحْسِنَ اِسْمَهُ إِذَا وُلِدَ، وَيُعَلِّمَهُ الْكِتَابَ إِذَا عَقَلَ، وَيُزَوِّجَهُ إِذَا أَدْرَكَ.
“Hak anak dari orang tuanya ada tiga, (yaitu) diberikan nama yang baik ketika lahir, diajarkan Al-Qur’an ketika sudah berakal ( tamyiz), dan menikahkanya ketika sudah menemukan.”
Perintah Allah SWT dalam Qur’an surat At-Tahrim ayat 6 menegaskan kembali peran penting keluarga dalam menjalankan fungsi pendidikannya agar setiap individu dalam keluarga terpelihara dari panasnya api neraka.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Maka, pendidikan agama adalah hal wajib. Karena manusia diperintahkan Allah untuk menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka yang diperuntukan bagi orang-orang yang mengingkari Allah, orang-orang yang lalai dalam melaksanakan perintah-Nya, dan juga orang-orang yang melakukan dosa-dosa kecil maupun dosa-dosa besar.
Peran Orang Tua dalam Mendidik Agama Anak
Sebagai institusi pendidikan, keluarga seyogyanya menjadi tempat pertama membangun pondasi keimanan anak. Ini adalah tugas besar dari kedua orang tua khususnya ibu. Ibu adalah sosok yang paling dekat dengan anak-anaknya sejak Allah pertama kali meniupkan ruh pada janin yang ada di rahimnya. Oleh karena itu ibu akan lebih mengenal anak-anaknya dan mampu memberikan pendidikan yang penuh cinta dan ketulusan.
Dalam kesehariannya anak akan merasakan suasana keimanan yang tercermin dari sikap dan kata-kata sang ibu. Mereka akan belajar dari ibunya tentang bagaimana cara untuk mengagumi keindahan alam semesta yang Allah ciptakan seperti padang rumput yang luas, awan yang berarakan, dan pohon-pohon yang menyejukan.
Anak-anak juga belajar bagaimana ibunya menyikapi panas teriknya mentari. Bahkan mereka merekam tentang ibu dan kondisi hujan yang terus turun tanpa henti, sementara mungkin sang ibu berpikir tentang pakaian yang tak kunjung kering. Lebih dari semua itu, anak akan belajar tentang makna serta tata cara beribadah dari praktik ibadah yang Ia lihat dari ibunya.
Namun tugas pendidikan bukanlah terletak di pundak ibu saja. Anak memerlukan kehadiran kedua orang tuanya secara utuh. Rutinitas dan perilaku sehari-hari ayah juga akan menjadi salah satu sumber pertama anak mempelajari tentang ilmu agama yang aplikatif.
Seringkali orang tua mengkhawatirkan masa depan putra-putrinya, tak hanya sekadar bagaimana mereka bisa melanjutkan hidup di masa depan, tapi juga tentang apakah anaknya nanti akan menjadi anak salih yang menjalani hidupnya sebagaimana Allah menghendaki. Semoga segala upaya dan kesungguhan kita semua dalam mendidik anak kemudian mendatangkan keridhoan dari Allah SWT hingga Ia mengizinkan anak-anak kita kelak menjadi insan yang kokoh benteng keimanannya sebagaimana yang Allah takdirkan bagi anak-anak Ya’kub
اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاۤءَ اِذْ حَضَرَ يَعْقُوْبَ الْمَوْتُۙ اِذْ قَالَ لِبَنِيْهِ مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْۢ بَعْدِيْۗ قَالُوْا نَعْبُدُ اِلٰهَكَ وَاِلٰهَ اٰبَاۤىِٕكَ اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ
Adakah kamu hadir ketika Ya’kûb kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya:”Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab:”Kami akan menyembah Sesembahan-mu dan Sesembahan nenek moyangmu; Ibrâhîm, Isma’il, dan Ishâk, (yaitu) Sesembahan satu-satu-Nya yang Maha esa dan kami hanya tunduk kepada-Nya”. [al-Baqarah:133]
Empat Hal Penting dalam Mendidik Agama Anak
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa keteladanan orang tua adalah hal penting. Namun tidak cukup hanya dengan itu saja, kita memerlukan tiga instrumen pendidikan dalam menyuguhkan pendidikan agama bagi anak.
Teladan Orang Tua
Kesalihan orang tua sangat memberikan pengaruh yang besar bagi kehidupan anak. ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz pernah mengatakan:
مَا مِنْ مُؤْمِنٍ يَمُوْتُ إِلاَّ حَفِظَهُ اللهُ فِي عَقِبِهِ وَعَقِبِ عَقِبِهِ
“Setiap mukmin yang meninggal dunia (di mana ia terus memperhatikan kewajiban pada Allah), maka Allah akan senantiasa menjaga anak dan keturunannya setelah itu.” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1: 467)
Allah akan menjaga anak serta keturunan dari orang – orang salih, yaitu mereka yang senantiasa memerhatikan kewajibannya kepada Allah.
Lingkungan Positif
Selain orang tua yang wajib menjadi teladan kebaikan, lingkungan juga memiliki peran yang besar. Terkadang anak besikap baik di rumah, namun ketika ia bergaul ia akan membawa pulang banyak hal entah itu baik atau buruk.
Untuk itu orang tua perlu untuk memberikan lingkungan yang terbaik bagi putra-putrinya. Lingkungan yang membantu anak untuk semakin mencintai Allah dan Rasulnya, serta lingkungan positif yang mendorong anak untuk berbuat kebaikan dan menjauhi kesia-siaan dan kemaksiatan.
Satu pepatah arab mengatakan bahwa sahabat itu menyeret, artinya seseorang akan menyeret sahabatnya dalam kebaikan ataupun keburukan, sesuai dengan kecenderungannya dalam beragama.
Melatih Anak untuk Beribadah
Ilmu agama bukanlah konsep belaka, tapi ilmu yang harus diwujudkan dalam perbuatan sehari-hari. Maka belumlah cukup ketika anak melihat orang tuanya selalu menjalankan shalat tepat waktu, membaca Al-Qur’an dan mengkajinya setiap hari, membaca buku-buku agama dan menghadiri kajian ilmu. Anak perlu terbiasa dalam melakukan ibadah sesuai dengan tuntunan syariat.
Rasulullah SAW pun memberikan teladan kepada kita selaku umatnya, yaitu ketia Beliau SAW mendidik ‘Umar bin Abi Salamah adab makan yang benar. Beliau berkata pada ‘Umar,
يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
“Wahai anak kecil, sebutlah nama Allah (bacalah bismillah) ketika makan. Makanlah dengan tangan kananmu. Makanlah yang ada di dekatmu.” (HR. Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022)
Mengenai kapan waktu yang tepat untuk melatihkannya, saya rasa orang tua lebih tahu kapan mereka dan anaknya siap. Ada orang tua yang membiasakan putrinya mengenakan kerudung sejak bayi, ada yang mengajari anaknya membaca Al-Qur’an dan shalat di usia tiga tahun, dan ada juga yang melaksanakannya saat anak berusia lima atau enam tahun.
Saya pikir tak mengapa selama itu tidak melanggar perintah Allah. Misalnya Allah menyuruh orang tua mengajari anak untuk shalat pada usia tujuh tahun dan boleh memberi pukulan ringan jika anak masih belum shalat pada usia sepuluh tahun.
Dari Amr bin Syu’aib, dari bapaknya dari kakeknya radhiyallahu ‘anhu, beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِى الْمَضَاجِعِ
“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun. Pukul mereka jika tidak mengerjakannya ketika mereka berumur 10 tahun. Pisahkanlah tempat-tempat tidur mereka.” (HR. Abu Daud no. 495. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Ketika anak memasuki usia baligh, maka ia sudah memikul beban hukum. Tentu anak akan kesulitan untuk beradaptasi menjalankan banyak kewajiban yang tiba-tiba dibebankan padanya jika orang tua tidak melatihkannya jauh sebelum kewajiban itu melekat padanya. Maka orang tua perlu mengetahui waktu yang tepat untuk mengajarkan serta membiasakan anak menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya.
Ide-ide yang Menggugah Jiwa
Untuk mengisi jiwanya, anak-anak perlu dekat dengan Al-Qur’an agar bisa mencintai keindahan dan mendalami makna yang terkandung di dalamnya. Anak juga perlu mengenal kisah-kisah para Nabi dan juga sejarah-sejarah Islam dari sumber-sumber terpercaya. Dengan demikian anak akan mengambil nilai-nilai luhur dari kisah manusia-manusia terbaik di sisi Rabb-Nya dan juga akan mengenal tentang keluhuran peradaban Islam.
Bagaimana Pendidikan Agama dalam Home Schooling?
Dalam menjalankan home schooling, ada prinsip utama yang kami pegang, yaitu menjadikan pendidikan agama sebagai hal utama dalam sajian home schooling. Pendidikan agama merupakan pelajaran yang pertama kali diberikan oleh orang tua kepada putra-putrinya sebelum memberikan berbagai jenis ilmu pengetahuan lain, baik itu ilmu sosial maupun ilmu alam.
Ketika menyusun langkah-langkah teknis pelajaran agama dalam home schooling di keluarga, saya merasa banyak sekali hal yang harus saya lakukan. Misalnya saya perlu mengajarkan anak-anak untuk bisa membaca Al-Qur’an, melatihkan mereka tata cara beribadah, membiasakan anak untuk bersikap sesuai adab Islam, dan juga perlu memberikan kisah-kisah dari sumber-sumber shahih.
Namun saya merumuskan semua itu ke dalam empat poin besar seperti yang saya tuliskan di atas yaitu keteladanan orang tua, lingkungan yang positif, melatih anak beribadah, dan memasok akal budinya dengan ide-ide yang menggugah.
Kemudian saya membuat rincian kegiatan apa saja yang perlu saya lakukan. Berikut ini adalah daftar kegiatan yang telah kami praktikan:
- Belajar Membaca Al-Qur’an.
- Hafalan surat-surat pendek. Teknis yang saya lakukan yaitu dengan mengajarinya bertahap. Sehari satu sampai dua ayat pendek dan terus muroja’ah setiap hari. Keesokan harinya tambah satu ayat lagi, dan terus begitu hingga anak menghafal keseluruhan ayat dalam surat tersebut.
- Habit Training ibadah secara bertahap. Saya memulainya dengan mengenalkan waku shalat dan melatihnya untuk shalat di awal waktu. Kemudian bisa menambah dengan ibadah lainnya ketika satu kebiasaan sudah terbentuk.
- Memilih ayat-ayat tertentu untuk dihafalkan artinya. Tujuannya agar dalam jiwa anak terhujam makna-makna secara mendalam dari ayat-ayat Allah.
- Copywork atau menyalin potongan ayat atau hadits. Orang tua bisa memberikan kalimat pendek dulu seperti : “Dan Dialah Tuhan yang satu.” Tujuannya agar tauhid anak semakin kuat.
- Iringan ayat al-Qur’an ketika anak sedang bermain agar anak terbiasa mendengarkan ayat suci Al-Qur’an.
- Membacakan kisah-kisah Nabi dan juga sejarah Islam dari sumber-sumber shahih.
- Kaitkan pelajaran lain dengan kebesaran Allah dan tugas manusia di dunia. Misalnya ketika anak belajar geografi tentang sungai dan laut, sampaikan juga bahwa keindahan alam ini adalah ciptaan Allah SWT. Atau ketika pelajaran matematika yang menegaskan bahwa segala hal memiliki aturan, begitu juga dengan manusia yang seharusnya menjalani hidup sesuai aturan Allah.
Penutup
Mendidik agama anak merupakan kewajiban orang tua. Meskipun pelajaran agama sangat kompleks dan luas, namun bukan berarti tidak mungkin untuk dilakukan di rumah dan juga diberikan dalam pendidikan akademis pada praktik home schooling. Orang tua perlu melakukan observasi pada putra-putrinya untuk bisa memberikan dengan cara yang pas dan efektif.
Mendidik agama anak adalah proses panjang yang membutuhkan kesabaran. Mungkin kita akan melakukannya dengan teknis yang berubah-ubah, atau dengan menggunakan referensi yang berganti-ganti. Tak mengapa selama kita tidak lupa pada tujuan utamanya yaitu agar anak berada di jalan Tuhannya dengan keimanan yang kuat.
Kalau dimulai dari kecil, insyaallah menjadi kebiasaan. Saat besar menjadi mudah berdisiplin dengan ibadah. Ini udah kubuktikan di anak2ku yg skrg udah ABG. Setidaknya salat tidak perlu diingatkan lagi
Masya Allah, membaca ini serasa diingatkan kembali tentang tanggung jawab besar saya sebagai orang tua. Tak hanya bertanggung jawab memastikan kehidupan mereka layak secara duniawi, melainkan ada misi penting yg jauh lebih istimewa, yakni bagaimana peran kita sbg orang tua dalam menciptakan generasi berakhlakul karimah yg selalu menjaga diri dari api neraka. Thank for this reminder mba
Memang ya akhirnya masalah pendidikan nih apalagi soal agama, kembali lg jd ktanggung jawab orang tua. Anak-anak jg sebenarnya lbh tertanam kalau yg ngajarin ortunya
Mengajarkan anak membaca Al-Qur’an itu baiknya mulai usia berapa ya bun?
Anak2ku baru 2 tahun, selama ini sih baru didengarkan aja surat-surat pendek
Mendidik anak secara homeschooling ternyata harus kreatif banget, terutama ttg agama agar mampu mewujudkan tujuan memberikan pondasi keimanan yang kuat di era seperti sekarang ini
Benar mbak, pada fitrahnya, pendidikan pada anak adalah tanggung jawab kedua orang tua. Sementara sekolah itu sebagai mitra ketika kedua orang tua tidak mampu memberikan pendidikan yang layak. Pendidikan agama penting diajarkan kepada anak agar mereka paham tugasnya sebagai hamba Allah. keteladanan orang tua menjadi salah satu keberhasilan mengajarkan agama kepada anak
MasyaAllah Tabarakallah. Keren bunda tulisannya. Semoga dimudahkan dalam mendidika agama untuk anak. Meskipun bukan homescholing sejatinya bunda ayah di rumah addalah pendidik anak sejati ya. Oya di blogku aku juga pernah cerita mendidik fitrah keimanan, barang kali nanti mau baca aku tinggal linknya di kolom situs ya bun
Mendidik anak dgn baik adalah menjadi tauladan yang baik dan bisa jadi contoh utk anak.
Homeschooling atau tidak, peran orangtua untuk anak memang haruslah menjadi guru pertama dan utama, apalagi soal agama.
setuju nih, memangg tetap harus ada didikan langsung dari orang tua ya, apalagi soal agama
Wah bener banget nih. Ilmu agama di rumah wajib diterapkan
Belajar agama dalam home schooling perlu perhatikan 4 poin spt teladan orangtua, belajar dari lingkungan, melatih beribadah dan ide yang menggugah jiwa.
Wahh, jadi referensi untuk ngajari nak di rumah nih.
Pendidikan agama memang harus diawali dari pendidikan orang tua terlebih dahulu terlepas apakah anak mengikuti home schooling ataupun pendidikan sekolah biasa. Nice ilmunya mbak, terimakasih
Idenya benar-benar sangat memotivasi saya sebagai emak yang masih membersamai anak-anak usia balita.
Masyaallah luarbiasa bisa ngajarin anak-anak dengan metode yang menurutku terperinci. Aku jadi orang tua kaya kesentil nih.
Lingkungan memang cukup berpengaruh ya. Jadi untuk mengajarkan agama banyak aspek yang perlu di perhatikan juga ya.
Aku jadi teringat nasihat mama. Katanya, mau kamu sesuka apapun dengan ilmu apapun, belajar agama itu wajib. Aku setuju sama semua kiat-kiat pembelajaran agama di artikel ini, ajarin bertahap, pilih suratnya biar maknanya terserap. Subhanallah
Masya Allah benar kak. Ilmu agama itu sangat penting untuk menunjang kebaikan di masa yang akan mendatang. Semoga selalu diberikan rahmat untuk bisa memperdalam agama lebih baik lagi ya kak.
sangat penting untuk mengajarkan anak soal pendidikan agama, karena merupakan pondasi untuk kehidupan dia kelak di masa yang akan datang
Iya ada yang dari bayi sudah diajari berjilbab, dan dari kecil bahkan masih tidur sudah digendong ayahnya ke masjid untuk subuh. Salut banget sama orangtya seperti ini
Salut saya sama parents yang memutuskan mendidik anak secara home schooling karena pastinya effort dan komitmennya jauh lebih besar dibanding yang di sekolah biasa yaaa, nice tipsnya mba bisa diterapin juga untuk yang sekolah biasa nih
wah bagus banget pendidikan agama dalam home schooling ini, lebih intens karna langsung dapat dilakukan dengan pantauan orang tua.
Saya kagum dgn para keluarga HS lho mbak. Betapa jadi guru buat anak sendiri itu tidak mudah. Saya ke bayang diri sendiri yg suka naik pitam ngajari baca Iqro anak saya
pernah, anak perempuan saya yang waktu itu masih balita, marah2 gak karuan
dan saya serasa melihat diri sendiri
spontan saya memeluk dia dan minta maaf
anak akan menyontoh orangtuanya, lengkap dengan keburukannya
Dasar agama memang harus ditanamkan dr kecil. Setuju banget
Masyaallah tabarakallah, terima kasih tulisannya, Mbak. Ini merupakan reminder bagi saya agar bisa membersamai dan mendidik anak berdasarkan tuntunan yang telah Rasul contohkan.
Terima kasih sharingnya, Mbak. Memang untuk ilmu agama (baik homeschooling atau tidak) diajarkan juga di rumah dengan orang tua sebagai pendidik utama.
MasyaAllah…mengajarkan pendidikan agama memang bagusnya sedari dini ya bahkan bisa mulai dari memilih pasangan. Saya juga sedang berusaha merutinkan anak shalat nih mba, usianya masih 6 tahun sih. Semoga diberi Istiqomah..aamiin
Masya Allah, salut sama para orang tua yg memutuskan homeschooling utk anak2nya..
Krna butuh konsistensi dan disiplin tinggi ya Bun
Konsep homeschooling menurut saya sangat menarik terutama di masa pandemi seperti saat ini, meski kebayang tantangannya yang cukup berat. Tetapi membaca artikel Bunda Tri di sini, saya setuju banget bahwa orang tua memang memegang peranan yang sangat penting apa pun konsep pendidikan yang dipilih untuk anaknya, khususnya pendidikan agama.
MaasyaAllah tabarakallah… artikel yang benar-benar bermanfaat ini. Tulisannya bisa menjadi bekal buat saya yang insyaAllah sebentar lagi akan hadir seorang anak dalam keluarga kecil.
Lingkungan udah positif, maka perlu terus dipupuk oleh anggota keluarga di rumah untuk Istiqomah memberikan teladan yang baik ya
Uswah dari orangtua memang hal yg paling mendasar bagi pembentukan karakter pada anak. Apalagi diwarnai dengan nilai-nilai keagamaan, ini memang sebuah keharusan. MasyaAllah tabarakallahu,..thankyou for sharing, mba. Semoga kita mampu mengambil suri taulada para rosul dan orang2 sholih dalam memberikan pendidikan pada anak.
bun, banyak-banyak menulis tentang homeschooling yaa.. buat jadi referensi kelak hehe
Adem sekali bacanya. MasyaAllah tabarakallah. Anak anak memang sejatinya akan meneladani orangtua terutama ibunya, dan lingkungan yang baik memberi banyak pengaruhnya.
Kadang konsep homeschooler ini sungguh menggoda. Apalagi di masa pandemi, lebih tenang rasanya jika anak anak lebih berfokus belajar di rumah saja. Tapi tantangan bagi orangtua pun nggak kalah banyaknya ya. Kagum selalu sama keluarga homeschooler.
orang tua emang punya peran besar yaa buat mendidik agama pelan-pelan ke anak, apalagi klo homeschooling, belajar jarak jauh pun demikian. Teladan orang tua dan habit emang jadi kunci buat nerapin nilai-nilai agama ke anak ya mba
Setuju, mendidik agama anak sangat penting karena bisa menjadi pondasi ketika anak sudah dewasa nanti. Mendidik agama anak merupakan kewajiban orang tua dan merupakan proses yang panjang.
Fondasi pendidikan agama memang perlu ditegakkan sejak dini dan peran keluarga berperan besar dalam mengedukasi anak2.
Sayangnya masih saja orang tua yg berpikir, yaudah anak sudah sekolah biar sekolah saja yg mengajarkan mereka
Memberi dasar pada anak belajar agama memang tugas orang tua ya, Teh. Cerita dong tantangannya apa aja?